Selasa, 17 Mei 2011

Antara Akad,Forum dan Oposisi

  
Rapat akad di taman Narmada

Oposisi Harga Mati

Sebanyak 88 desa dikabupaten lombok barat yang masih tersisa setelah adanya pemekaran dengan kabupaten lombok utara beberapa tahun yang lalu.kini dari jumlah tersebut,kondisi lombok barat akan pulih kembali dengan jumlah desa seperti semula yaitu 121 desa dikabupaten yang terkenal dengan sebutan bumi Patut patuh patcu ini.


Adalah sebuah kelembagaan desa yang terbentuk dari rancangan semua kepala desa selombok barat waktu itu masih bergabung dengan yang dari kabupaten lombok utara.dibentuklah sebuah asosiasi kepala desa ( akad )selobar tetapi pada saat pembentukan tersebut,beberapa kepala desa melakukan walk out dari ruangan rapat dihotel jayakarta batulayar.diantara desa yang keluar adalah berasal dari wilayah selatan dari kecamatan labuapi keselatan.yang masih bertahan adalah desa disebagian kecamatan labuapi yaitu desa merembu,dan diwilayah selatan dikecamatan kuripan adalah adalah desa kuripan sendiri dg kuripan utara.

Beberapa kepala desa yang tdk setuju membentuk forum sendiri tetapi saat ini pada dasarnya semua kepala desa sudah tdk percaya lagi dg akad maupun forum.permasalahan yang timbul tersebut dikarenakan rupanya adanya ketidaktransparan kedua ketua tersebut terhadap anggotanya dan kebijakan dari para ketua untuk membela korpsnya yang sudah luntur.sebut saja ketika semua kepala desa meminta dua ketua ini membela anggotanya dalam persoalan dana add pada tahun 2010 yang tidak bisa turun,ternyata begitu para ketua diberikan proyek dan jabatan di partai golkar,ternyata berbalik arah.

Itulah yang menyebabkan ketidak simpatian kepala desa lagi terhadap ketua ketua ini.yang satu diberi proyek,yang satu lagi diberi jabatan pada partai golkar.oleh karena hal itu,maka semua dan sebagian besar kepala desa dikabupaten lombok barat ini menginginkan oposisi adalah harga mati bagi kepala desa yang sudah kecewa dengankepemimpinan akad dan forum.

Teguh - sgs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar